
ARTI LAMBANG YUSO (organisasi)
Lambang YUSO yang berbentuk GENDANG dengan warna dasar hijau serta latar belakang
orang yang berwarna hitam berselendang dengan membawa padi dan kapas serta obor
dalam lingkaran bulat berwarna kuning yang menggambarkan bulan serta tiga
lingkaran yang bergandengan di bawah lima garis warna merah memiliki arti sebagai
berikut :
ARTI BENTUK
1. Tiga lingkaran yang bergandengan dengan warna hitam memiliki makna citius,
altius dan fortius
2. Lima garis merah menggambarkan bahwa asas organisasi adalah PANCASILA
3. Bentuk gendang memiliki makna YUSO menjunjung tinggi budaya bangsa
4. Bulan yang bulat menggambarkan kebulatan tekad dalam mengabdi serta kerelaan
memberikan penerangan dalam kegelapan
5. Manusia berselendang berarti keikhlasan dalam mengemban tugas mulia
6. Kapas dan Padi melambangkan kesejahteraan
7. Obor melambangkan semangat pengabdian
ARTI WARNA
1. Putih : suci, bersih,kebesaranjiwa
2. Merah: berani, semangat pantang menyerah
3. Kuning : satria, kepemimpinan
4. Hitam: keadilan
5. Hijau : kejujuran
Lambang YUSO yang berbentuk GENDANG dengan warna dasar hijau serta latar belakang
orang yang berwarna hitam berselendang dengan membawa padi dan kapas serta obor
dalam lingkaran bulat berwarna kuning yang menggambarkan bulan serta tiga
lingkaran yang bergandengan di bawah lima garis warna merah memiliki arti sebagai
berikut :
ARTI BENTUK
1. Tiga lingkaran yang bergandengan dengan warna hitam memiliki makna citius,
altius dan fortius
2. Lima garis merah menggambarkan bahwa asas organisasi adalah PANCASILA
3. Bentuk gendang memiliki makna YUSO menjunjung tinggi budaya bangsa
4. Bulan yang bulat menggambarkan kebulatan tekad dalam mengabdi serta kerelaan
memberikan penerangan dalam kegelapan
5. Manusia berselendang berarti keikhlasan dalam mengemban tugas mulia
6. Kapas dan Padi melambangkan kesejahteraan
7. Obor melambangkan semangat pengabdian
ARTI WARNA
1. Putih : suci, bersih,kebesaranjiwa
2. Merah: berani, semangat pantang menyerah
3. Kuning : satria, kepemimpinan
4. Hitam: keadilan
5. Hijau : kejujuran
Perkumpulan olahraga YUSO Yogyakarta berdiri pada tanggal 15 Mei 1952 di kota Yogyakarta, didirikan oleh sekelompok anak-anak muda yang waktu itu masih berstatus sebagai pelajar SLTP yang mencintai kegiatan olahraga. Para pendiri YUSO yaitu Bernarto, Soepartono, Sudiyono (alm), Abdulmanan, Mujiyono (alm), dan Kusbandri (alm).
Sesuai dengan usia para pendiri yang relatif masih muda dan kegiatan organisasi dalam bidang olahraga, maka perkumpulan diberi nama Yuso yang merupakan kependekan dari Yunior Sport Organization, serta membina cabang olahraga bolavoli dan bola basket.
Berkenaan dengan berjalannya waktu dan sesuai dengan ketentuan pemerintah waktu itu yang melarang agar meninggalkan istilah-istilah yang berbau asing maka arti YUSO oleh Prof. Dr. RM. Soekintaka diganti menjadi YUWANA SARANA OLAHRAGA yang berarti melalui kegiatan olahraga akan dicapai kesejahteraan lahir dan batin.
Dalam perkembangan selanjutnya perkumpulan olahraga YUSO membina lima cabang olahraga, yaitu bolavoli, bola basket, bola keranjang, renang dan atletik. Namun demikian prestasi bolavolinya melejit melampaui cabang-cabang olahraga lainnya dan bahkan perkumpulan olahraga YUSO sudah identik dengan bolavoli.
Dari sejak berdirinya hingga saat ini visi dan misi YUSO tidak pernah berubah yaitu ingin memberikan sumbangan terhadap pembinaan olahraga di tanah air melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia yang dilatih sejak usia dini
Untuk mencapai tujuan tersebut maka setiap atlet yang tergabung di YUSO akan selalu diajarkan untuk dapat berorganisasi dengan baik, memperhatikan studinya dan berprestasi setinggi mungkin.
Oleh karena itu, walaupun YUSO merupakan perkumpulan amatir akan tetapi proses kepelatihan yang dilakukan selalu didasarkan pada metode-metode ilmiah dan sikap profesionalisme. Untuk itu kerjasama dengan berbagai pihak dilakukan, mulai dari penjaringan atlet, proses pelatihan, sampai kompetisi untuk menjaga kelangsungan hidup organisasinya
Atlet yang dibina pada perkumpulan bolavoli YUSO mulai dari usia 11 tahun sampai dewasa dan dibagi dalam tiga kelompok. Yaitu kelompok pemula, kelompok yunior dan kelompok senior baik putra maupun putri. Mengingat jumlah anak yang dibina secara keseluruhan baik putra maupun putri mencapai 250 anak, maka diperlukan jumlah pelatih yang cukup banyak pula. Untuk itu perkumpulan memberi kesempatan kepada para mahasiswa jurusan kepelatihan bolavoli Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY untuk dapat menerapkan ilmu yang diperoleh dibangku perkuliahan untuk dipraktekkan secara langsung di lapangan dengan bimbingan dosen-dosen yang bersangkutan.
Mengingat mahalnya biaya sewa gedung dan sesuai dengan statusnya sebagai perkumpulan amatir murni, tempat latihan yang digunakan adalah di lapangan terbuka milik Universitas Negeri Yogyakarta, dengan frekuensi latihan satu minggu 4 kali untuk kelompok yunior. Bagi kelompok senior baik putra maupun putri latihan diselenggarakan di GOR Adisutjipto. Sedangkan untuk latihan fisik dilakukan di Laboraturium Kondisi Fisik Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY.
SeJaRaH PRoLiGa
PROLIGA pertama kali dilaksanakan pada tahun 2002 tepatnya dari tanggal 1 Februari sampai dengan 7 April 2002 dan digelar di lima kota yaitu: Jakarta, Bogor, Bandung, Yogyakarta dan Gresik.
Peluncuran Proliga merupakan hasil terobosan Ibu Rita Subowo yang waktu itu menjabat sebagai Ketua Umum PP PBVSI. Beliau melihat adanya kemunduran bolavoli baik dari segi pembinaan, kompetisi, maupun prestasi, untuk itu perlu adanya kompetisi yang lebih professional.
Melalui Kompetisi Bolavoli Profesional PROLIGA Ibu Rita berharap popularitas bolavoli yang semakin menurun di masyarakat akan menjadi bergairah kembali. Beliau mengatakan: “…agar program ini dapat berhasil sistem kompetisi yang baik dan kualitas pemain yang sangat tinggi mutlak diperlukan, untuk itu seluruh tim-tim yang bertanding harus diperkuat oleh satu atau dua pemain asing yang mempunyai tinggi badan dan kemampuan ideal. Selain tinggi badan dan kemampuan, disiplin dan sikap professional dari pemain asing diharapkan dapat dijadikan panutan bagi pemain-pemain kita”. Atas dasar itu maka pada Kompetisi PROLIGA semua tim menggunakan pemain asing, meskipun pada kenyataannya kualitas pemain yang didatangkan ada yang tidak sesuai dengan harapan.
Pada penyelenggaraan PROLIGA yang pertama ini, penyelenggara menggandeng mitra dari TVRI dan Trans TV untuk menyiarkan program kompetisi ini, baik secara highlight, siaran tunda maupun siaran langsung, sehingga pertandingan dapat disaksikan tidak hanya oleh penonton yang datang ke tempat pertandingan tetapi juga dapat disaksikan jutaan penonton melalui layar televisi.
Dengan adanya tayangan langsung maupun tunda dua stasiun televisi pada setiap akhir pekan yang rata-rata penayangannya selama 5 jam setiap minggunya ditambah upaya promosi yang dilakukan di setiap daerah ketika pertandingan digelar, menyebabkan sambutan masyarakat menjadi luar biasa. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya jumlah penonton yang datang ke tempat-tempat pertandingan dan puncaknya pada partai final tanggal 7 April 2002 Istora Senayan dipadati oleh para volimania.
Dasar pemikiran lain terhadap lahirnya PROLIGA adalah adanya sebuah harapan untuk mengangkat kesejahteraan klub maupun pemain bolavoli tanah air melalui kompetisi tahunan ini. Adanya antusiasme penonton baik yang datang langsung ke tempat-tempat pertandingan maupun melalui televisi diharapkan dapat menarik pihak sponsor untuk memanfaatkan even ini sebagai media promosi produk mereka. Bila ini berjalan dengan baik maka dana akan mengalir masuk yang pada akhirnya akan mengangkat kesejahteraan insan bolavoli. Dengan demikian kegiatan ini akan dapat turut mendorong terhadap terwujudnya olahraga menjadi sebuah industri. Untuk menuju kearah itu tentu saja perlu dukungan dari semua komponen yang terlibat seperti atlet, pelatih, penonton/masyarakat, pengurus, dan tentu saja induk organisasi serta peran media baik cetak maupun elektronik.
Tak hanya menggelar pertandingan, sejak awal pihak promotor yaitu m-lynx berupaya menerapkan konsep pemasaran dan membangun popularitas bolavoli dengan jargonnya SPIKETAKULER memang patut diacungi jempol. Pertandingan yang dikemas dengan acara hiburan lainnya seperti musik dan tarian serta penampilan pelatih dan atlet yang berlaku sebagi entertainer sungguh merupakan suatu pembaruan dalam pertandingan bolavoli.
Acara yang diakhiri di Cendrawasih Room, Jakarta Convention Center tanggal 8 April 2002 dalam Award Night juga terasa lain. Kecantikan dan ketampanan atlet dalam balutan busana Tuxedo dan Ball Gaun dalam pemberian penghargaan kategori terbaik dari dan untuk para atlet itu sendiri memberikan kesan tersendiri. Agar atlet memiliki kepercayaan diri ketika tampil di atas panggung meski hanya 2 menit maka dilibatkanlah John Robert Powers (JRP) sebuah perusahaan pengembangan diri bertaraf internasional untuk menangani para atlet yang akan tampil di panggung. Di lapangan mereka bisa garang, namun suasananya berbeda ketika mereka dihadapkan pada situasi panggung yang formal, menjawab pertanyaan wartawan, serta cara berpakaian yang disesuaikan acara. Hal yang belum pernah dilakukan cabang olahraga lain di tanah air.
Adapun perkumpulan-perkumpulan yang turut membidani lahirnya PROLIGA tahun 2002 adalah:
PUTRI :
1. YOGYA YUWANA (YUSO YOGYAKARTA)
2. BANDUNG TECTONA (PERHUTANI BANDUNG)
3. JAKARTA PHINISI (BANK BNI 46 JAKARTA)
4. GRESIK PHONSKA (PETROGRES GRESIK)
5. JAKARTA PATRIOT (MABES TNI JAKARTA)
6. JAKARTA MONAS
7. JAKARTA PRINCES
8. BOGOR TUNAS
PUTRA :
1. YOGYA YUWANA (YUSO YOGYAKARTA)
2. BANDUNG TECTONA (PERHUTANI BANDUNG)
3. JAKARTA PHINISI (BANK BNI 46 JAKARTA)
4. SURABAYA FLAME (SAMATOR SURABAYA)
5. JAKARTA PATRIOT (MABES TNI JAKARTA)
6. JAKARTA SANANTA (P2K JAKARTA)
7. JAKARTA MONAS
8. BOGOR TUNAS
Peluncuran Proliga merupakan hasil terobosan Ibu Rita Subowo yang waktu itu menjabat sebagai Ketua Umum PP PBVSI. Beliau melihat adanya kemunduran bolavoli baik dari segi pembinaan, kompetisi, maupun prestasi, untuk itu perlu adanya kompetisi yang lebih professional.
Melalui Kompetisi Bolavoli Profesional PROLIGA Ibu Rita berharap popularitas bolavoli yang semakin menurun di masyarakat akan menjadi bergairah kembali. Beliau mengatakan: “…agar program ini dapat berhasil sistem kompetisi yang baik dan kualitas pemain yang sangat tinggi mutlak diperlukan, untuk itu seluruh tim-tim yang bertanding harus diperkuat oleh satu atau dua pemain asing yang mempunyai tinggi badan dan kemampuan ideal. Selain tinggi badan dan kemampuan, disiplin dan sikap professional dari pemain asing diharapkan dapat dijadikan panutan bagi pemain-pemain kita”. Atas dasar itu maka pada Kompetisi PROLIGA semua tim menggunakan pemain asing, meskipun pada kenyataannya kualitas pemain yang didatangkan ada yang tidak sesuai dengan harapan.
Pada penyelenggaraan PROLIGA yang pertama ini, penyelenggara menggandeng mitra dari TVRI dan Trans TV untuk menyiarkan program kompetisi ini, baik secara highlight, siaran tunda maupun siaran langsung, sehingga pertandingan dapat disaksikan tidak hanya oleh penonton yang datang ke tempat pertandingan tetapi juga dapat disaksikan jutaan penonton melalui layar televisi.
Dengan adanya tayangan langsung maupun tunda dua stasiun televisi pada setiap akhir pekan yang rata-rata penayangannya selama 5 jam setiap minggunya ditambah upaya promosi yang dilakukan di setiap daerah ketika pertandingan digelar, menyebabkan sambutan masyarakat menjadi luar biasa. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya jumlah penonton yang datang ke tempat-tempat pertandingan dan puncaknya pada partai final tanggal 7 April 2002 Istora Senayan dipadati oleh para volimania.
Dasar pemikiran lain terhadap lahirnya PROLIGA adalah adanya sebuah harapan untuk mengangkat kesejahteraan klub maupun pemain bolavoli tanah air melalui kompetisi tahunan ini. Adanya antusiasme penonton baik yang datang langsung ke tempat-tempat pertandingan maupun melalui televisi diharapkan dapat menarik pihak sponsor untuk memanfaatkan even ini sebagai media promosi produk mereka. Bila ini berjalan dengan baik maka dana akan mengalir masuk yang pada akhirnya akan mengangkat kesejahteraan insan bolavoli. Dengan demikian kegiatan ini akan dapat turut mendorong terhadap terwujudnya olahraga menjadi sebuah industri. Untuk menuju kearah itu tentu saja perlu dukungan dari semua komponen yang terlibat seperti atlet, pelatih, penonton/masyarakat, pengurus, dan tentu saja induk organisasi serta peran media baik cetak maupun elektronik.
Tak hanya menggelar pertandingan, sejak awal pihak promotor yaitu m-lynx berupaya menerapkan konsep pemasaran dan membangun popularitas bolavoli dengan jargonnya SPIKETAKULER memang patut diacungi jempol. Pertandingan yang dikemas dengan acara hiburan lainnya seperti musik dan tarian serta penampilan pelatih dan atlet yang berlaku sebagi entertainer sungguh merupakan suatu pembaruan dalam pertandingan bolavoli.
Acara yang diakhiri di Cendrawasih Room, Jakarta Convention Center tanggal 8 April 2002 dalam Award Night juga terasa lain. Kecantikan dan ketampanan atlet dalam balutan busana Tuxedo dan Ball Gaun dalam pemberian penghargaan kategori terbaik dari dan untuk para atlet itu sendiri memberikan kesan tersendiri. Agar atlet memiliki kepercayaan diri ketika tampil di atas panggung meski hanya 2 menit maka dilibatkanlah John Robert Powers (JRP) sebuah perusahaan pengembangan diri bertaraf internasional untuk menangani para atlet yang akan tampil di panggung. Di lapangan mereka bisa garang, namun suasananya berbeda ketika mereka dihadapkan pada situasi panggung yang formal, menjawab pertanyaan wartawan, serta cara berpakaian yang disesuaikan acara. Hal yang belum pernah dilakukan cabang olahraga lain di tanah air.
Adapun perkumpulan-perkumpulan yang turut membidani lahirnya PROLIGA tahun 2002 adalah:
PUTRI :
1. YOGYA YUWANA (YUSO YOGYAKARTA)
2. BANDUNG TECTONA (PERHUTANI BANDUNG)
3. JAKARTA PHINISI (BANK BNI 46 JAKARTA)
4. GRESIK PHONSKA (PETROGRES GRESIK)
5. JAKARTA PATRIOT (MABES TNI JAKARTA)
6. JAKARTA MONAS
7. JAKARTA PRINCES
8. BOGOR TUNAS
PUTRA :
1. YOGYA YUWANA (YUSO YOGYAKARTA)
2. BANDUNG TECTONA (PERHUTANI BANDUNG)
3. JAKARTA PHINISI (BANK BNI 46 JAKARTA)
4. SURABAYA FLAME (SAMATOR SURABAYA)
5. JAKARTA PATRIOT (MABES TNI JAKARTA)
6. JAKARTA SANANTA (P2K JAKARTA)
7. JAKARTA MONAS
8. BOGOR TUNAS
KeMeNaNGan tim JoGja pada Waktu Permainan
Jogja-Sempat kecolongan di set pertama 19-25, akhirnya tim voli putra DIY membalikkan keadaan untuk menjungkalkan Bali 3-1 (19-25, 25-15, 25-22 dan 25-10), dalam babak 8 besar kejurnas bolavoli Piala Presiden 2008, di Hall Basket Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (23/10).
Ini kemenangan kedua putra DIY dalam babak 8 besar. Tim yang dibesut Ir Wahyono Haryadi, Pitung Handoko dan Suranto Gembil tersebut, sebelumnya menggasak Kalimantan Selatan 3-0. Jumat (24/10) ini, putra DIY yang menurunkan Miko Fajar, Anto, Huda, Heru, Sunarwan, Raditya, Nurcahyo, dijajal Jambi. Jika putra DIY merebut kemenangan lagi, dapat dipastikan menempati ranking pertama Pool B, sehingga dalam babak berikutnya yang memakai sistem gugur bakal menghadapi peringkat IV Pool A.
Tim voli putra DIY yang belum pulih staminanya sehabis menyelesaikan penyisihan Grup II Jawa di Malang, ketinggalan di set pertama, 19-25. Tapi pada set II, berkat sentuhan tangan dingin pelatih Wahyono, tim DIY menang 25-15. Di set ketiga, Bali kembali menyuguhkan permainan gigih. Tapi lagi-lagi nasib baik berpihak pada DIY, sehingga mampu menyudahi set ketiga dengan 25-22. Pada set IV, permainan praktis milik putra DIY, dan kembali merebut set ini 25-10.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar